"Ya," jawabnya. "Kami memiliki komitmen untuk itu." lanjut Biden.
Pernyataan Biden tampak bertentangan dengan kebijakan "ambiguitas strategis" AS yang telah lama dipegang.
Kebijakan tersebut mengatakan bahwa Washington membantu membangun pertahanan Taiwan tetapi tidak secara eksplisit berjanji untuk datang membantu pulau itu jika terjadi perang.
Gedung Putih mengklarifikasi pada Jumat, bahwa itu masih dipandu oleh Undang-Undang Hubungan Taiwan 1979, di mana Kongres mengharuskan Amerika Serikat untuk menyediakan persenjataan untuk "memungkinkan Taiwan mempertahankan kemampuan pertahanan diri yang memadai."
"Presiden tidak mengumumkan perubahan apa pun dalam kebijakan kami dan tidak ada perubahan dalam kebijakan kami," kata juru bicara Gedung Putih.
Ia juga mengatakan bahwa AS akan tetap berpegang pada komitmen untuk mendukung pertahanan diri Taiwan.
"Kami akan menjunjung tinggi komitmen kami di bawah tindakan untuk mendukung pertahanan diri Taiwan, dan kami akan terus menentang setiap perubahan sepihak dalam status quo," kata juru bicara itu.
Baca Juga: Korea Siap Luncurkan Roket Luar Angkasa yang Dikembangkan Sendiri pada 21 Oktober 2021 Besok
Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dalam kunjungan ke markas NATO di Brussels, menolak untuk membahas kemungkinan yang terjadi.