MEDIA JAWA TIMUR - Label hiburan Korea Selatan milik PSY, P Nation, dalam penyelidikan polisi karena kematian salah satu pekerjanya saat acara festival "Summer Swag".
Menurut laporan Daum KBS, kantor P Nation digerebek oleh Kementerian Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja pada 25 Agustus untuk menyelidiki kematian seorang pekerja Mongolia yang tidak disebutkan namanya di usia dua puluhan.
Pekerja itu jatuh hingga tewas saat membongkar set "Summer Swag" setelah konser Psy di Kota Gangneung, Korea Selatan, pada 30 Juli waktu setempat.
Jika spekulasi benar, P Nation telah melanggar Industrial Safety and Health Act, yang menyatakan pekerjaan di luar ruangan harus ditangguhkan selama kondisi cuaca tidak stabil.
Selain itu, agensi dinyatakan bersalah melanggar undang-undang yang mengatur tindakan industri saat terjadi bencana.
Menurut pernyataan Kementerian Tenaga Kerja cabang Provinsi Gangwon mengirim personel mereka ke kantor P Nation di Seoul bersama dengan beberapa kantor sub-kontraktor.
Pengerahan tersebut guna untuk mencari bukti investigasi mengenai kematian pekerja terkait.
Sementara, pihak P Nation menyatakan, "Kedepannya kami akan melakukan yang terbaik untuk mencegah kecelakaan lain seperti ini."
Kementerian Ketenagakerjaan dan Tenaga Kerja kemudian mengeluarkan surat perintah penggeledahan dan penyitaan terhadap label tersebut dengan tuduhan melanggar undang-undang keselamatan industri.
Baca Juga: Link Little Women dan Alasan Nonton Drama Korea yang Dibintangi Kim Goeun hingga Uhm Ki Joon
Dalam berita terkait, festival "Summer Swag" sebelumnya dikritik karena menggunakan lebih dari 300 ton air minum yang digunakan untuk membasahi penonton di tengah kekeringan negara itu.
Dilaporkan juga banyak penonton konser dinyatakan positif COVID-19, dan Kota Yeosu (kota di mana diadakan festival tersebut) mengkritik karena menyebabkan stadion menjadi rusak parah.
Ko Jae-young, juru bicara Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (Kepala Tim Komunikasi Krisis, Markas Besar Penanggulangan Karantina Pusat) menyatakan, bahwa penyemprotan air justru bisa meningkatkan risiko Covid-19.
"Konser dengan konsep penyemprotan air, jika masker penonton basah, fungsinya akan berkurang dan ada risiko infeksi (COVID-19).
Masker basah meningkatkan risiko pertumbuhan bakteri, sehingga diperlukan tindakan yang tepat seperti mengganti masker,” ujarmya.
Kemudian, Juru Bicara Koh mengatakan, “Ini jelas menunjukkan risiko pertumbuhan bakteri pada masker basah dan itu bisa saja menimbulkan virus COVID-19.,” imbuhnya.***