Ibu Tegar sibuk dengan pekerjaannya sehingga menitipkan Tegar kepada Isy (asisten rumah tangga).
Tegar yang merasa sendirian harus berjuang untuk bertahan hidup di rumah. Tegar hanya ingin sekolah dan memiliki teman.
Sri Asih
Alana tidak mengerti mengapa dia selalu dikuasai oleh kemarahan, tapi dia selalu berusaha untuk melawannya.
Dia lahir saat letusan gunung berapi yang memisahkan dia dan orang tuanya. Dia kemudian diadopsi oleh seorang wanita kaya yang berusaha membantunya menjalani kehidupan normal.
Saat dewasa, Alana menemukan kebenaran tentang asalnya. Dia bukan manusia biasa. Dia bisa menjadi kebaikan untuk kehidupan, atau menjadi kehancuran bila ia tidak dapat mengendalikan amarahnya.***