MEDIA JAWA TIMUR -Sukses membuat film "Yowis ben" hingga tembus jutaan penonton, kini Bayu Eko Moektito atau yang biasa dipanggil Bayu Skak kembali dengan karya terbarunya membuat film berdialog bahasa Jawa "Lara Ati" yang artinya "Sakit Hati".
Sebuah film drama komedi yang diproduksi oleh BASE Entertainment, "Lara Ati" siap tayang mulai 15 September di Bioskop Indonesia.
Simak bocoran mengenai film "Lara Ati" di artikel ini.
Dalam trailer resmi yang diunggah, "Lara Ati" mendapuk aktris Tatjana Saphira sebagai peran utama.
Adapun soundtrack film tersebut berjudul "Musuh Wong Sugih" ciptaan Alvan Septy Hok, diproduksi oleh Skak Studios.
Sinopsis "Lara Ati"
"Lara Ati" mengisahkan tentang Joko (Bayu Skak) menghadapi kenyataan bahwa ia tidak menyukai pekerjaannya dan orangtuanya tidak mendukung mimpinya menjadi seorang pekerja desain.
Baca Juga: Harga Tiket Film Mumun di Bioskop, Cek Sebelum Nonton agar Tidak Salah!
Ditambah lagi, Joko ditinggal tunangan oleh pacarnya, Farah (Sahila Hisyam).
Hidup Joko berantakan. Namun pertemuannya dengan Ayu (Tatjana Saphira), teman masa kecilnya, memercikkan harapannya kembali.
Dengan bantuan Ayu, Joko bertekad untuk memperbaiki hidupnya. Semuanya dimulai dengan mendapatkan Farah kembali.
Pria asal Malang Jawa Timur yang mengawali karir dengan konten video YouTube berbahasa Jawa ini menambahkan fokus cerita "Lara Ati" tidak melulu soal putus cinta melainkan tekanan-tekanan Quarter Life Crisis.
Baca Juga: Rumor tentang Film Marvel Black Panther: Wakanda Forever, Mulai Doctor Doom hingga Kraven The Hunter
Periode pencarian jati diri yang biasa terjadi di usia 25-30 tahun. Krisis ini disebabkan oleh banyaknya pilihan hidup yang harus dipilih.
Bayu mendeskripsikan bahwa pada usia 25 tahun ke atas banyak tekanan demi tekanan yang datang dari lingkaran terdekat.
Seperti pertanyaan kapan nikah? Gaji berapa? Kuliah kenapa belum lulus? Lingkungan terdekat seperti mendikte kehidupan kita.
Tekanan demi tekanan tersebut yang kerapkali menghantui ini mendorong Bayu menggarap "Lara Ati".
Kehidupan ke depan tidak berjalan sesuai harapan tapi justru hanya berjalan mengikuti arus, mengikuti keinginan dan harapan orang lain. Bukan mengikuti keinginan dan harapan sendiri.
Di film ini juga menghadirkan karakter utama bernama Joko yang hidupnya selalu saja menerima tekanan demi tekanan.
Tidak bisa lantang menyuarakan bakat dan minat yang dia inginkan namun harus selalu tertekan mengikuti standar yang diberikan orang tuanya serta lingkungannya.
Bayu sebagai sutradara tunggal berharap tema ini akan relate dengan banyak orang saat berproses menjadi dewasa dimana rintangan-rintangan tersebut akan selalu datang.***