Pria asal Malang Jawa Timur yang mengawali karir dengan konten video YouTube berbahasa Jawa ini mengatakan bahwa fokus cerita "Lara Ati" tidak melulu soal putus cinta, melainkan tekanan-tekanan Quarter Life Crisis.
Periode pencarian jati diri yang biasa terjadi di usia 25-30 tahun. krisis ini disebabkan oleh banyaknya pilihan hidup yang ada.
Bayu mendeskripsikan bahwa pada usia 25 tahun keatas banyak tekanan demi tekanan yang datang dari lingkaran terdekat.
Baca Juga: Film Jepang Drive My Car Menang Oscars 2022, Ini Link Nonton Legal serta Sinopsisnya
Seperti pertanyaan "Kapan nikah?, gaji berapa?, kuliah kenapa belum lulus?" Lingkungan terdekat seperti mendikte kehidupan kita.
Tekanan demi tekanan yang kerapkali menghantui ini mendorong Bayu menggarap "Lara Ati".
Film ini juga menghadirkan karakter utama bernama Joko yang hidupnya selalu saja menerima tekanan.
Joko tidak bisa lantang menyuarakan bakat dan minat yang dia inginkan, namun harus selalu tertekan mengikuti standart yang diberikan orang tua serta lingkungannya.
Bayu berharap tema ini akan cocok dengan banyak orang saat berproses menjadi dewasa di mana rintangan-rintangan tersebut akan selalu datang.***