Network
MEDIA JAWA TIMUR - Film bergenre horor, Umma siap meramaikan bioskop Indonesia di tahun 2022.
Umma dibintangi oleh Sandra Oh, Danielle K. Golden, Hana Marie Kim, dan Mark Kirksey.
Film ini diproduksi oleh Sony Pictures, disutradarai sekaligus ditulis oleh Iris K. Shim, dan dijadwalkan tayang di Indonesia pada 23 Maret 2022 mendatang.
Kata Umma berasal dari bahasa Korea yang berarti Ibu. Umma berkisah tentang cinta seorang ibu tak pernah habis.
Baca Juga: Diundang di Ijab Kabul Putri Tanjung dan Guinandra, Ini Doa Sri Mulyani untuk Kedua Mempelai
Film ini membahas dua tema utama yang memiliki banyak kompleksitas di dalamnya yaitu, hubungan ibu-anak, serta kesulitan yang dihadapi karena menjadi bagian dari budaya Korea dan Amerika.
Bocoran cerita Umma mengenai keluarga imigran Korea yang tinggal di daerah peternakan terpencil di Amerika. Hidup mereka berubah menjadi tidak tenang, ketika abu jenazah ibunya tiba dari Korea.
Perempuan bernama Amanda dihantui oleh ketakutan yang mencekam.
Baca Juga: Kemenangan Persipura Atas Bhayangkara FC Tambah Optimisme Persela Lamongan untuk Laga Hari Ini
Film berdurasi 1 jam 23 menit ini telah tayang terlebih dahulu di Amerika pada 18 Maret 2022 telah mendapatkan rating 5.6/10 dari 121 penonton di IMDb. Jumlah tersebut berpotensi berubah.
Fakta Menarik Topeng di Umma
Sutradara Shim mengaku belum ada film tentang ibu dan anak yang memiliki latar belakang dua budaya berbeda.
"Jelas ada banyak film tentang ibu dan keibuan, tetapi bagi saya, saya tidak pernah mendapatkan pengalaman menonton film yang mengeksplorasi tema itu seperti yang selalu saya alami." Katanya, dikutip Mediajawatimur.com dari Cinema Blend.
Baca Juga: Bhayangkara FC Enggan Remehkan Persela Lamongan Meski Menang 2-0 di Putaran Pertama BRI Liga 1
Mengenai topeng dalam film, Shim mengatakan bahwa hal itu sering ia lihat di dalam rumahnya.
"Jadi itu disebut Tal. Dan itu adalah yang saya lihat di rumah saya saat dewasa. Orang tua saya memiliki seni dinding berbingkai dengan replika kayu kecil dari topeng-topeng itu," katanya.
Ia sendiri menilai topeng di dinding adalah hiasan.
"Sejujurnya, saya tidak pernah benar-benar bertanya kepada orang tua saya seperti, 'Oh, apa ini?' Bagi saya, itu selalu semacam hiasan," lanjutnya.
Hingga akhirnya ia menyadari bahwa topeng memiliki hubungan dengan budaya Korea.
"Itu adalah proses yang sangat menyenangkan, untuk benar-benar dapat belajar lebih banyak tentang budaya dan tradisi saya," kata Shim.***
